Suku Bugis
Adat
istiadat adalah sebuah simbol kebudayaan yang unik dan selalu memancing
keingintahuan kita tentang sebuah suku. Adat istiadat adalah sesuatu
yang menarik untuk dipelajari dan untuk diapresiasi. Adat memiliki makna
yang sangat dalam, merupakan sebauh falsafah kehidupan. Demikian pula
dengan adat istiadat Suku Bugis yang telah menjadi
kekayaan budaya Indonesia yang penuh dengan nilai tradisi yang bisa kita
pelajari dan ambil hikmahnya. Ada pepatah mengatakan bahwa tak kenal
maka tak sayang. Semakin kita mengenal sebuah adat dan budaya, maka kita
bisa semakin menyayanginya. Begitulah kiranya jika dikaitkan dengan
adat dan budaya.
Sejarah suku Bugis
Sulawesi
Selatan adalah tempat asal dari suku Bugis yang dapat dilihat dari
bahasa dan adat istiadatnya. Hal ini bermula sejak abad ke-15 yang mana
banyak perantau dari Melayu dan Minangkabau yang datang ke Gowa dan
mengalami akulturasi budaya. Mereka inilah yang kemudian disebut sebagai Suku Bugis.
Meskipun begitu, pada dasarnya mereka adalah kaum perantau, mewarisi
sifat dari suku induknya, yakni Melayu dan Minangkabau. Hal ini membuat
suku Bugis tersebar di berbagai wilayah di Nusantara, seperti di
Kalimantan Timur dan Selatan, Sulawesi Tengah dan Tenggara serta Papua.
Bahkan saat ini suku Bugis ada pula yang merantau jauh hingga ke luar
negeri, yakni Malaysia, Singapura dan Filipina.
Sejarah
suku Bugis ada kaitannya dengan sejarah orang Melayu yang masuk ke
Nusantara setelah migrasi pertama 3500 tahun lalu dari Yunan, China
Selatan. Mereka ini termasuk dalam suku Melayu Deutero atau muda yang
berasal dari ras Malayan Mongoloid. Asal usul kata “Bugis” adalah To Ugi
yang merujuk pada pimpinan kerajaan Cina pertama yang ada di Pammana
(saat ini menjadi kabupaten Wajo) yang bernama La Sattumpugi. Mereka
yang berada dibawah pemerintahan raja ini menyebut dirinya sebagai To
Ugi yang artinya adalah pengikut raja La Sattumpugi. Berkembangnya adat
istiadat suku Bugis ini lalu mengarah pada munculnya banyak kerajaan
seperti Bone, Luwu, Wajo, Soppeng, Sinjai, Barru dan masih banyak yang
lainnya. Saat ini semua kerajaan-kerajaan tersebut menjadi kabupaten,
dimana orang Bugis adalah penduduk mayoritas.
Suku Bugis dengan adat istiadatnya yang unik
Pada
tahun 1512 hingga 1515, ada sekitar lima puluh kerajaan yang mayoritas
penduduknya menyembah berhala atau menganut animisme-dinamisme. Anda
dapat melihat hal ini dengan tata cara penguburan pada orang Bugis.Saat
itu mereka masih menguburkan orang mati dengan tata cara jaman pra
sejarah, yakni dengan mengarah ke timur dan barat serta diberikan bekal
seperti mangkuk, tempayan, tiram dan barang buatan China serta benda
berharga lainnya. Bahkan untuk para bangsawan dan tokoh terkemuka pada
wajahnya diberikan penutup muka yang terbuat dari emas atau perak.
Namun
saat ini adat istiadat tersebut sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan
pengaruh budaya Islam yang masuk sejak tahun 1600-an. Mengenai adat
istiadat Suku Bugis pada jaman Islam akan kami bahas di lain waktu.
Semoga bermanfaat. (Sumber : www.ridwanaz.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar