Suku Banjar adalah suku bangsa yang menempati sebagian besar
wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagianKalimantan Timur dan
sebagian Kalimantan Tengah terutamakawasan dataran dan bagian hilir dari
Daerah Aliran Sungai (DAS)di wilayah tersebut. Suku bangsa Banjar
berasal dari daerah Banjaryaitu wilayah inti dari Kesultanan Banjar
meliputi DAS Baritobagian hilir, DAS Bahan (Negara), DAS Martapura dan
DASTabanio. Kesultanan Banjar sebelumnya meliputi wilayah
provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, kemudian terpecah
disebelah barat menjadi kerajaan Kotawaringin yang dipimpin Pangeran
Dipati Anta Kasuma dan di sebelah timur menjadikerajaan Tanah Bumbu yang
dipimpin Pangeran Dipati Tuha yangberkembang menjadi beberapa daerah :
Sabamban, Pegatan,Koensan, Poelau Laoet, Batoe Litjin, Cangtoeng,
Bangkalaan,Sampanahan, Manoenggoel, dan Tjingal. Wilayah
KalimantanTengah dan Kalimantan Timur merupakan tanah rantau primer,
selanjutnya dengan budaya madam, orang Banjar merantau hingga ke luar pulau. Suku Banjar2Menurut
Alfani Daud (1997), suku bangsa Banjar adalah suku asli sebagian besar
wilayah Provinsi KalimantanSelatan, kecuali di Kabupaten Kota Baru.
Asal usul suku Banjar
Suku bangsa Banjar diduga berintikan penduduk asal Sumatera atau
daerah sekitarnya, yang membangun tanah airbaru di kawasan ini sekitar
lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa yang lama sekali
akhirnya,-setelahbercampur dengan penduduk yang lebih asli, yang biasa
dinamakan sebagai suku Dayak, dan denganimigran-imigran yang berdatangan
belakangan-terbentuklah setidak-tidaknya tiga subsuku, yaitu
(Banjar)Pahuluan,(Banjar) Batang Banyu, danBanjar (Kuala).
Banjar Pahuluan
Orang
Pahuluan pada asasnya ialah penduduk daerah lembah-lembah sungai (cabang
sungai Negara) yang berhulu ke pegunungan Meratus, orang Batang Banyu
mendiami lembah sungai Negara, sedangkan orang Banjar (Kuala) mendiami
sekitar Banjarmasin (dan Martapura). Bahasa yang mereka kembangkan
dinamakan bahasa Banjar, yang pada asasnya adalah bahasa Melayu Sumatera
atau sekitarnya-, yang di dalamnya terdapat banyak kosa kata asal Dayak
dan asal Jawa. Nama Banjar diperoleh karena mereka dahulu-sebelum
dihapuskan pada tahun 1860, adalah warga Kesultanan Banjarmasin atau
disingkatBanjar, sesuai dengan nama ibukotanya pada mula berdirinya.
Ketika ibukotadipindahkan ke arah pedalaman, terakhir di Martapura, nama
tersebut nampaknya sudah baku atau tidak berubahlagi.
Sangat mungkin sekali pemeluk Islam sudah ada sebelumnya di sekitar
keraton yang dibangun di Banjarmasin, tetapi pengislaman secara massal
diduga terjadi setelah raja, Pangeran Samudera yang kemudian dilantik
menjadi Sultan Suriansyah, memeluk Islam diikuti warga kerabatnya, yaitu
bubuhan raja-raja. Perilaku raja ini diikuti elit ibukota,masing-masing
tentu menjumpai penduduk yang lebih asli, yaitu suku Dayak Bukit, yang
dahulu diperkirakan mendiami lembah-lembah sungai yang sama. Dengan
memperhatikan bahasa yang dikembangkannya, suku Dayak Bukit adalah satu
asal usul dengan cikal bakal suku Banjar, yaitu sama-sama berasal dari
Sumatera atau sekitarnya, tetapi mereka lebih dahulu menetap. Kedua
kelompok masyarakat Melayu ini memang hidup bertetangga tetapi,
setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada asasnya tidak berbaur.Jadi
meskipun kelompok Suku Banjar (Pahuluan) membangun pemukiman di suatu tempat, yang
mungkin tidak terlalu jauh letaknya dari balai suku Dayak Bukit, namun
masing-masing merupakan kelompok yang berdiri sendiri.Untuk kepentingan
keamanan, dan atau karena memang ada ikatan kekerabatan, cikal bakal
suku Banjarmembentuk komplek pemukiman tersendiri.Komplek pemukiman
cikal bakal Suku Banjar (Pahuluan) yang pertama ini merupakan komplek pemukiman
bubuhan , yang pada mulanya terdiri dari seorang tokoh yang berwibawa
sebagai kepalanya, dan warga kerabatnya,dan mungkin ditambah dengan
keluarga-keluarga lain yang bergabung dengannya.Model yang sama atau
hampir sama juga terdapat pada masyarakat balai di kalangan masyarakat
Dayak Bukit , yangpada asasnya masih berlaku sampai sekarang. Daerah
lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ininampaknya
wilayah pemukiman pertama masyarakat Banjar, dan di daerah inilah
konsentrasi penduduk yang banyak sejak zaman kuno, dan daerah inilah
yang dinamakan Pahuluan. Apa yang dikemukakan di atas menggambarkan
terbentuknya masyarakat (Banjar) Pahuluan, yang tentu saja dengan
kemungkinan adanya unsur Dayak Bukit ikut membentuknya.
Banjar Batang Banyu
Masyarakat (Banjar) Batang Banyu terbetuk diduga erat sekali
berkaitan dengan terbentuknya pusat kekuasaan yangmeliputi seluruh
wilayah Banjar, yang barangkali terbentuk mula pertama di hulu sungai
Negara atau cabangnya yaitu sungai Tabalong. Selaku warga yang berdiam
di ibukota tentu merupakan kebanggaan tersendiri, sehinggamenjadi
kelompok penduduk yang terpisah.Daerah tepi sungai Tabalong adalah
merupakan tempat tinggal tradisional dari suku Dayak Maanyan dan
Lawangan , sehingga diduga banyak yang ikut serta membentuk
subsukuBatang Banyu, di samping tentu sajaorang-orang asal Pahuluan
yang pindah ke sana dan para pendatang yang datang dari luar. Bila
diPahuluan umumnya orang hidup dari bertani (subsistens), maka banyak di
antara penduduk
Batang Banyu yang bermata pencarian sebagai pedagang dan pengrajin.
Banjar Kuala
Ketika pusat kerajaan dipindahkan ke Banjarmasin (terbentuknya Kesultanan Banjarmasin), sebagian warga Batang Banyu
(dibawa) pindah ke pusat kekuasaan yang baru ini dan, bersama-sama
dengan penduduk sekitar keraton yang sudah ada sebelumnya, membentuk
sub Suku Banjar. Di kawasan ini mereka berjumpa dengan sukuDayak Ngaju,
yang seperti halnya dengan dengan masyarakat Dayak Bukit dan masyarakat
Dayak Maanyan atau Lawangan, banyak di antara mereka yang akhirnya
meleburke dalam masyarakat Banjar, setelah mereka memeluk agama Islam.
Mereka yang bertempat tinggal di sekitar ibukota kesultanan inilah
sebenarnya yang dinamakan atau menamakandirinya orang Banjar, sedangkan
masyarakat Pahuluan dan masyarakat Batang Banyu
biasa menyebut dirinya sebagai orang (asal dari) kota-kota kuno
yang terkemuka dahulu. Tetapi bila berada di luar Tanah Banjar, mereka
itu tanpa kecuali mengaku sebagai orang Banjar.
(Sumber : http://avivsyuhada.wordpress.com)
Artikel terkait :
- Suku Anak Dalam
- Suku Ternate
- Suku Kutai
- Suku Jawa
Artikel terkait :
- Suku Kaili
- Suku Anak Dalam
- Suku Ternate
- Suku Kutai
- Suku Jawa
suku banjar, suku yang penuh dengan ragam budaya. salah satu suku yang menarik di indonesia :) . salut untuk indonesia :)
BalasHapusTerima kasih atas infonya mengenai suku-suku di Indonesia.
BalasHapusArtikel yang bagus. Thanks
BalasHapusMantap
BalasHapusmantappp
BalasHapus